Rabu, 04 Agustus 2010

Muntah dan Gumoh

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Gumoh paling sering ditemukan pada bayi. Gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.
"Gumoh pada bayi bisa dianggap normal selama tidak mengganggu pertumbuhan," kata        Dr. Ferry, Sp.A. Gumoh atau regurgitasi terjadi karena beberapa sebab. Pertama, klep penutup lambung belum sempurna. Dari mulut, makanan atau susu masuk ke saluran pencernaan atas/kerongkongan (esofagus), kemudian masuk ke lambung.
Di antara esofagus dan lambung terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum sempurna, sehingga kalau minum ada sebagian susu yang kembali ke atas dan keluar dalam bentuk gumoh. Kalau keluar dalam bentuk gumoh, tidak apa-apa. Yang berbahaya adalah jika ditahan dan masuk ke paru, karena sudah mengandung asam lambung, sehingga bisa menimbulkan infeksi.
           
  1. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai perbedaan antara gumoh dan muntah pada neonatus, cara menangani dan mencegahnya.

  1. Tujuan
1. Tujuan umum
ü  Untuk dapat mengetahui serta dapat memahami masalah mengenai gumoh dan muntah, serta cara mencegahnya

2. Tujuan Khusus
ü  Untuk mengetahui perbedaan dari gumoh dan muntah pada bayi
ü  Untuk mengetahui serta dapat memahami upaya yang harus dilakukan dalam penanggulangan gumoh atau muntah yang berlebihan di Indonesia secara menyuluruh dan terpadu

D. Metode Penulisan
            - Kepustakaan
- Internet






BAB II
PEMBAHASAN
GUMOH DAN MUNTAH PADA NEONATUS DAN BAYI


  1. Pengertian
Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius .
Baik gumoh dan muntah pada bayi merupakan pengeluaran isi lambung. Bedanya gumoh terjadi seperti illustrasi air yang mengalir ke bawah , bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekuatan dan atau tanpa kontraksi lambung.
Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada umur 9-12 bulan dan 5 persen pada umur 18 bulan. Meskipun normal, Gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.
Ciri-ciri 
Gumoh
Muntah
Volume cairan/makanan yang DImuntahkan
SeDIkit kurang dari 10 cc. Berupa ASI yang sudah DItelan bayi.
Banyak lebih dari 10 cc. Berupa ASI atau susu formula dan makanan (pada bayi DIatas 6 bulan)
Cara keluar
Mengalir biasa dari mulut bayi. Tidak DIsertai kontraksi otot perut.
•    Menyembur dari perut bayi. DIsertai kontraksi otot perut
•    Kadang juga keluar lewat lubang hidung bayi.
Umur bayi
Kebanyakan terjaDI pada bayi berumur beberapa minggu, 1-4 bulan atau 6 bulan dan akan hilang dengan senDIrinya
Tidak terjaDI pada bayi baru lahir. Tapi bisa terjaDI pada bayi berumur 2 bulan dan dapat berlangsung sepanjang usia
Arti
Proses alami dan wajar untuk mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat minum ASI  
Bisa menjaDI pertanda adanya gangguan kesehatan bayi atau gangguan fungsi pada organ pencernaan bayi
Penyebab
ü  Bayi terlalu banyak ASIDI
ü  Saat makan atau minum, udara ikut tertelan
ü  Bayi gagal menelan karena otot penghubung mulut dan kerongkongan belum matang. Banyak terjaDI pada bayi prematur
ü  Ada kelainan pada sistem pencernaan bayi, misalnya kelainan katup pemisah lambung dan usus 12 jari. Cairan muntah biasanya berwarna hijau
ü  Ada infeksi atau luka, misal infeksi tenggorokan yang memicu muntah. Kadang DIsertai bercak darah

B. Penyebab Gumoh
1. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri.
2. posisi menyusui.
- Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayi pun gumoh.
- pemakaian bentuk dot. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi muntah.
3.?Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna.
Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
4. fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
5. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
C. Penanganan
Cara meminimalisir Gumoh atau muntah bayi :
1. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusu.
2. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
3. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
5. sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
6. Check lubang dot yang Anda gunakan untuk memberikan ASI/susu. Jika lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu besar ,susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi Anda gumoh.
7. Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sanagt lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.
8. jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
9. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah.
Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
10. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
11. Hindari bayi tersedak.
bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
D. Pencegahan
Berikut ini cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bayi muntah :
  1. Cuci tangan Anda dan sterilkan botol sebelum membuat susu untuk mencegah masuknya kuman/bakteri
  2. Sendawakan bayi sebelum dan sesudah minun susu, dengan cara digendong tegak lurus dan disandarkan dibahu anda. tepuk pundaknya dengan halus sampai bayi bersendawa
  3. Berikan susu pada bayi secukupnya dan pada waktu tepat.jangan memberikan susu saat bayi sangat lapar,karena bayi cenderung untuk minum dengan terburu-buru dan dalam jumlah banyak.jarak pemberian susu formula kurang lebih 3,5 - 4 jam.
  4. Pada waktu menyusukan bayi dengan dot. usahakan nipple dot masuk seluruhnya didalam mulut bayi dengan posisi tegak lurus dengan mulut bayi. Hal ini akan mengurangi masuknya udara ke perut bayi pada saat menyusu, sehingga mencegah bayi muntah.
  5. Tempatkanlah bayi di ruangan yang tenang pada saat menyusu dengan posisi berbaring menggunakan bantal yang agak tinggi.
  6. Biarkan bayi berbaring kurang lebih 10 menit setelah menyusu, setelah itu sendawakan.
5. Tanda/ gejala
E. Dampak
Sangat penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh berlebihan pada bayii yang mengarah pada hal patologis. Kita tak perlu khawatir jika :
·         Berat badan bertambah (dalam rentang normal)
·         bayi tampak senang
·         pertumbuhan dan perkembangan bayi normal
Sebaliknya, Kita perlu khawatir jika:
·         Penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan
·         Infeksi dada berulang
·         Muntah disertai darah
·         Bayi dehidrasi
·         Gangguan pernafasan misal henti nafas, biru atau nafas pendek
Tanda awal adanya masalah dengan pemberian ASI/susu pada bayi antara lain:
1. Bayi tidak tenang/selalu rewel/gelisah sepanjang waktu
2. Bayi tidak ingin menyusu /tidak nafsu
3. Bayi selalu menangis saat atau setelah menyusu
4. Bayi muntah /gumoh secara berlebihan yang berulang dan sering.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

ü  Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius .
B. Saran
Orang tua harus pintar untuk membedakan antara muntah dengan gumoh pada anak bayi, karena hal tersebut erat kaitannya dengan gangguan pencernaan yang bisa menimpa buah hatinya

DAFTAR PUSTAKA

*http://www.infoanak.com/gumoh-pada-bayi/*
 
http://oetjipop.mulltiply.com
kuliahbidan.wordpress.com/.../bayi-anda-gumoh-atau-muntah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar